Suara Hati

Ayah..
Ibu..
kulihat wajahmu menirus..
Kulitmu mengendur ..
Rambutmu berkurang..
Nafasmu semakin melambat..
Suaramu semakin berat..
Saat itu aku menyadari..
Kau dan aku semakin menua..
Itu adalah hal pasti yang baru ku maknai..


Lalu aku pun bertanya, apa yang telah kulakukan selama ini?
Membanggakannya? Membahagiakannya?
Kukira, bukan sekedar harta yang mereka pinta.
Bukan sekedar pujian dari tetangga.
Bukan sekedar jabatan dalam bekerja.


Tetapi, apakah aku mempedulikan mereka sebagaimana seharusnya?
Apakah aku mengamalkan kebaikan yang mereka ajarkan?
Karena dari sanalah nama baik terbawa, dari amal perbuatan kita.


Teringat nenek moyang yang telah tiada.
Aku pun membayangkan, apa yang kan membuat mereka bangga memiliki aku sebagai cucunya.
Lalu aku pun menyadari, kembali pada kebaikan yang kulakukan.
Kuingin mereka tersenyum disana.


Dimulai dari hal terkecil dalam diri.
Hal terdekat dengan diri.
Kuingin memperbaiki.
Meski ada saja celah lalainya.
Ada saja celah kurangnya.
Namun setidaknya, aku berusaha membenahi.
Tak hanya berdiam diri, menunggu keajaiban terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi: Menyukaimu

Maafkan Aku..

Pertanyaan Menegangkan: What's Your Hobby?