Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Maafkan Aku..

Maafkan aku... Yang mungkin tak kuasa menahan rasa kala itu. Maafkan aku.. Yang mungkin tak bisa kritis berpikir kala itu. Maafkan aku.. Yang mungkin tak bisa tegas bahkan pada diri sendiri. Maafkan aku.. Yang bahkan diri sendiri pun sulit memahami. Maafkan aku.. Yang sangat mudah tergoyahkan. Maafkan aku, diriku..

Beri Aku Waktu

Siapa yang tidak ingin nasibnya membaik? Namun aku harus berkutat dengan pikiran-pikiran ya & tidak sepanjang waktu.  Begitu banyak pertimbangan yang tidak dimengerti bahkan oleh orang terdekat, bahkan oleh diriku sendiri.  Betapa aku harus meneguhkan niat ketika akan memulainya, hal berat yang sungguh aku belum siap kembali memikulnya.  Memang, waktu berjalan begitu cepat. Perubahan zaman begitu pesat. Aku sadar benar akan hal itu. Namun, beri aku waktu. Entah hingga kapan, Aku hanya ingin seperti ini, terlebih dahulu.

Sajak: Engkau Sekalian

Hebat! Untukmu yang terus bergerak. Kuat! Terima kasih sudah menjadi contoh baik, meski letih. Engkau sekalian, tetap sabar dalam berdo'a dan berusaha meski perih. Katanya, pada dasarnya kita ini sama. Yang membedakan, hanyalah beberapa terlahir lebih dulu. Tapi, menurutku tidak. Entah siapa yang terlahir lebih dulu, ada saja perbedaan mencolok dari satu dan yang lainnya. Mungkin itulah mengapa, kita diharuskan berkasih sayang dengan sesama, agar sempurna lebih terasa, saling melengkapi kekurangan yang ada. Salut! Untukmu yang selalu percaya keajaiban itu ada. Terima kasih, kau telah membuktikannya. Bahwa, janji Tuhan itu nyata.

Sajak: Idola

Tuhan menciptakanmu sempurna, luar biasa. Juga, usahamu sebagai manusia, sempurna, luar biasa. Terima kasih tuk memberi inspirasi, tanpa diberi. Terima kasih tuk membawa pesan, yang bermakna, positif & bahagia. Aku tak pernah sekagum ini pada idola. Hingga terciptalah sajak ini tuk ekspresikan jiwa. Tak henti ku memuji-Nya saat mengagumimu. Ciptaan-Nya sungguh luar biasa. Juga sikap berhargamu, membuat sempurna. Engkau sungguh layak menjadi idola. Kehadiranmu benar membawa perubahan. Entah, apakah aku memuji berlebihan? Aku, adalah salah satu fansmu, dari sekian ribu. Terima kasih telah menjadi idola. Dan tetaplah seperti itu.

Puisi: Menyukaimu

Jika aku boleh berkata jujur, tentang apa yang membuatku menyukaimu, begitu menyukaimu, dan... semakin menyukaimu. Hmm.. entahlah. Begitu banyak hal yang menjadi alasan untukku tetap bertahan, bersamamu.. Rasanya, semakin kuingat dan kuhayati, tentang apa sajakah hal itu, semakin banyak hal yang memenuhi pikirku. Yang artinya, semakin hari, selalu ada saja hal yang membuatku menyukaimu lebih. Kau tahu benar, sebarapa mudah ku merasa bosan akan suatu hal. Namun, denganmu tidak. Aku tak tau, takdirku apa dan bagaimana. Yang pasti, aku mensyukuri pertemuan kita. Dan semoga, seperti hari ini dan yang tlah lalu. Rasaku padamu semakin merindu.

Gimana Cara Nyebrangnya?

Pagi tadi, ibuku meminta untuk mengantar beliau. Meskipun dengan rasa malas yang melanda, namun aku tetap mengiyakan.  Sampai akhirnya aku cepat-cepat mandi dan bersiap-siap, karena males aja kalau diburu-buru, jadi mending mempersiapkan diri sesegera mungkin.  Karena siap-siapnya pun sedikit santai, aku sempat duduk dulu di atas kasur sambil megang HP. Saat itu, aku membayangkan jalan menuju ke tempat yang dituju, termasuk ketika nanti menyebrang di jalan raya.  Namun, saat membayangkan hal tersebut, hatiku langsung tertegun. Kenapa? Tiba-tiba saja aku tersadar, saat dulu masih terbilang pemula dalam mengendarai motor, aku selalu takut kalau jalan yang kulewati harus menyebrang. Aku selalu berpikir "nanti gimana ya cara nyebrangnya?", *maklum, wanita  ðŸ˜€* .  Dan keadaan tersebut sangat berbeda sekali dengan sekarang, kalau mau kemana-mana aku merasa lebih siap, lebih tenang.  Saat itu pun aku menyadari, ternyata benar ya pepatah yang mengatakan "alah bisa k