Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Menghilangkan Alasan dengan Alasan

Pernahkah kamu merasa, sudah bertekad kuat di dalam hati untuk melakukan sesuatu, tetapi berujung dengan tidak melakukan apa-apa?  Sebagai wanita di usia 20-an, tentunya banyak hal yang ingin kucapai. Dan salah satu hal yang ingin kulakukan adalah merutinkan sholat malam. Entah kenapa, meski sudah kucoba menuliskan beberapa point alasan mengapa aku harus sholat malam, tetapi aku masih saja kalah dengan tidak melakukannya.  Sampai pada akhirnya, tadi malam aku mencoba untuk kembali menuliskan alasan mengapa aku harus bangun tahajjud.  Dan ketika aku memegang buku dan pulpen, aku kira kan kembali menuliskan point-point yang cukup banyak. Ternyata tidak, saat itu aku menyadari bahwa, tidak ada alasan lain, aku memang harus melakukannya jika ingin perbaikan hidup.  Hmm.. ya, aku pun mengerti sekarang. Jadi itu mengapa (+) × (-) = (-) ? . Karena sebanyak apapun aku memiliki alasan untuk melakukan, tetapi jika aku memiliki 1 saja alasan untuk tidak melakukan, maka aku tidak ak

Tentang Cinta

Salah satu alasan kenapa aku dilahirkan ke dunia ini adalah karena ada cinta di dalamnya. Cinta Ayah kepada Ibu, cinta Ibu kepada Ayah, Cinta Ayah dan Ibu kepadaku, cinta Tuhan pada Ayah dan Ibu, cinta Tuhan kepadaku. Dan jika dirunut lagi pada silsilah keluarga, akan semakin panjang susunannya, cinta kakek kepada nenek, cinta nenek kepada kakek, cinta kakek & nenek kepada Ayah & Ibu, cinta kakek & nenek kepadaku, dan seterusnya. Terlalu banyak cinta di dalamnya.  Namun terkadang aku lupa, jika yang kulakukan seharusnya karena cinta pada orang tua, karena cinta pada Yang Maha Pencipta, karena cinta pada Rasul-Nya, karena cinta pada agama. Hhhhh... terkadang aku begitu membuang waktu sia-sia, hanya untuk melamun, berleha-leha, sungguh tak produktif sekali.  Mungkin aku terlalu mencintai diri sendiri, sehingga jika sesuatu yang berlebihan dampaknya memang selalu tidak baik, malah merugikan.  Cinta bukanlah sesuatu yang berwujud, tetapi ia bisa di representasikan. Seti

Tetap Dalam Jiwa

Apa yang kau rasakan jika seseorang telah tiada? Saat hanya do’a yang bisa kita berikan padanya.  Tadi malam, saat aku menonton   film “Searching”, ada sebuah moment dimana seorang ibu telah meninggal, akupun hanya membayangkan bagaimana jika hal tersebut terjadi pada ibuku?. Tentunya tak ada yang bisa dilakukan jika takdirnya telah tiba. Maka yang bisa kulakukan sekarang adalah memanfaatkan sebaik-baiknya moment saat bersama, begitu nasihatku pada diri agar tak menyesal nantinya. Tadinya aku mau menyelesaikan film itu dalam sekali tontonan, soalnya kata adikku filmnya bagus banget, tetapi karena dirasa telah mengantuk, dan kalaupun dipaksakan bakal gak fokus nontonnya, akhirnya aku akhiri saja dan berniat melanjutkannya esok hari. Pagi hari pun tiba, lagi-lagi aku bangun dengan membatalkan janji pada diri untuk bangun lebih awal. Hmm... setan memang selalu punya cara tuk menggoda. Atau.. akunya saja yang tak kuat menata niat? Singkat cerita, sekitar jam setengah s