Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Menghadapi Babak Baru

Kebingungan memahami dan mengembangkan potensi diri, menggiringku mengikuti suatu workshop pencarian jati diri. Apalagi kelebihan yang ditawarkan adalah dibimbing seumur hidup oleh mentornya (Psikolog), tambah saja membuatku penasaran mengikutinya.  Singkat cerita, selesai acara, aku jadi lebih memahami arah potensiku mau dibawa kemana. Namun, sejak memahami hal tersebut, seketika isi kepalaku menjadi penuh dengan pertanyaan tentang arah hidupku kedepannya. Terutama menyangkut pekerjaan yang kulakukan saat ini.  Dan esoknya, aku mulai bekerja lagi. Setibanya di klinik, aku bertemu dengan partner kerja baru, karena salah satu temanku sudah resign. Suasana di tempat kerja pun terasa berbeda, ditambah isi pikiranku masih menyangkut tentang arah perkembangan potensiku.  Entah kenapa, hatiku merasa sedih. Apalagi jika membayangkan, kehidupanku akan berubah drastis ketika aku benar-benar menekuni bidang baru. Rasanya baru kemarin aku merasa bahagia karena bertemu mentor dan teman-

Menyudahi Kesendirian

Memahami diri lebih dalam, tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, juga effort yang lebih. Saat aku memilih untuk fokus bekerja, ternyata membuatku menjadi mudah jenuh dan bosan. Karena memang tak ada kegiatan lain.  Mengingat saat kuliah pun aku so' so'-an berniat untuk fokus kuliah, padahal ga fokus fokus amat, IPK pun B aja. Tapi memang pada saat itu jadwal kuliah di kampus betul-betul padat sekali, dan organisasi yang ada kurang menarik minatku. Hmm.. oke, aku pun berpikir agar memiliki kegiatan lain. Rencanaku bisa ikutan workshop, seminar, training, jadi relawan dll. Yang memang bisa meningkatkan pemahaman, wawasan, dan skill selain bekerja.  Tapi.. karena jadwalku masuk & libur kerja itu ga tentu setiap minggunya, biasanya setiap ada acara yang ingin ku ikuti sangat jarang yang sesuai dengan jadwalku libur.  Akhirnya, akupun memutuskan untuk belajar lewat buku dulu, karena yang paling fleksibel untuk belajar ya dengan membaca buku. Namun, aku

Apa yang Salah dengan Belajar?

Apa yang salah dengan belajar? Selama yang dipelajari bukanlah ajaran sesat dan terlarang. Aku suka belajar, aku suka mempraktekkannya. Dan ketika yang kulakukan sudah mentok, maka saatnya menemui guru. Ia yang lebih dulu mengalami dan melakukan. Ia yang lebih dulu mempelajari. Ia yang ilmunya lebih dalam, lebih luas. Dan akupun adalah manusia yang dianugerahi akal. Informasi yang kudapat kucoba cerna dengan baik. Dikunyah dengan halus, bukan ditelan bulat-bulat. Aku sedang belajar dan berproses. Plis.. kalau tak bisa mendukung, setidaknya jangan mencaci. Kita sama... ber-nenekmoyang Nabi Adam dan Siti Hawa yang berasal dari surga. Aku ingin kembali dengan keadaan sebaik-baiknya.

Selamat!

Mungkin kau belum mengenaliku dengan sebenar-benarnya. Apa yang kau rasa belum paham, karena kau masih di permukaan. Sejujurnya, tak ada niatku memusuhi, mengejek ataupun menjelekkan. Namun, kau pancing emosiku naik pitam. Tak kuasa aku menahan balasan. Maka kini, terimalah sudah apa yang telah kau lempar umpan. Kau telah mendapatkannya. Mungkin, ini juga balasanku dari Tuhan. Karena rasa yang terlalu dalam di permulaan.