Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Sajak: Bukan Siapa-Siapa

Aku memang bukan siapa-siapa. Aku adalah hamba Allah. Yang sedang berkelana disini. Takkan lama, katanya, paling lamapun usiaku hanya 40 tahunan lagi. Aku adalah manusia yang banyak takutnya, khawatirnya. Namun ada Allah pemilik segalanya. Sangat mudah bagi-Nya memberi apa yang kumau. Tugasku hanyalah meminta dan berusaha, karena itu sunnatullahnya. Dan bertawakal pada hasilnya.  Dan harus selalu kuingat, ada surga yang didalamnya melebihi apa yang kuinginkan saat ini. Maka cita-cita tertinggiku menggapai surga, meski dengan kesadaran penuh aku banyak dosa. Ah, manusia. Khilaf dan alfa merupakan kesehariannya. Tidak mudah memang, sangat tidak mudah. Bagaimana tidak? Setan menggoda selalu, dari berbagai sisi, kiri, kanan, depan dan belakang. Dan terkadang aku lupa, jika atas dan bawah tak ada mereka. Ya, mungkin itu keberhasilannya, membuatku lupa, bahwa masih ada cara untuk menghindari godaannya. Aku adalah manusia, yang sering sekali malasnya. Namun aku berkhayal ka

Sajak: Bukan Karena

Bukan karena gak kuliah di luar negeri, hidupku tak istimewa. Bukan karena gak dapet beasiswa, hidupku biasa saja. Karena sejatinya, dimanapun keberadaanku, dengan siapa aku disana, aku tetap bisa melakukan hal terbaikku. Bukan karena gak kerja di instansi bergengsi, nilaiku tak ada. Bukan karena besarnya jumlah gaji, yang menentukan strata. Tapi sejatinya, dimanapun tempatku bekerja, tetap dinilai ibadah jika benar niatnya. Dan sejatinya pula, keberkahan tak melihat nominal. Dengan apa yang kulalui, apakah aku memahami untuk apa aku berada? Dengan apa yang kudapati, apakah ku mengerti akan kehalalannya? Lalu, jika ya, sudahkah ku mensyukurinya? Lalu, jika ya, sudahkah ku gunakan sesuai aturan-Nya? Ternyata, hidup itu bukan hanya mengisi biodata. Perihal identitas yang tertera, perihal tingkat sosial ekonomi yang bersahaja. Jika direnungkan, sungguh berat. Tanggung jawab setiap detik yang terlewat, setiap kata yang terucap, setiap laku yang ku buat. Memang ternyata,

Sajak: Katanya, hidup itu tak boleh hanya sekedar mengalir

Gambar
Gambar via wisatamu.xyz Katanya, hidup itu tak boleh hanya sekedar mengalir. Baiknya ia dilewati dengan perencanaan yang matang. Namun semakin kucoba merencanakan, semakin ku pusing. Mungkin hidup terencana memang baik, bagi yang sudah tau jalurnya. Dan itu tak berlaku bagiku, saat ini. Setidaknya, bagiku mengalir itu lebih baik daripada hanya diam. Harapannya, semakin ku berjalan, semakin ku bertemu tujuan. Dan tak lupa ada banyak kemungkinan dan kesempatan di pertengahan jalan. Mungkin aku belum menemukan yang satu. Tapi setidaknya, kulakukan yang terbaik yang kutahu Untuk persembahan pada yang Maha Tahu.

Katanya, Buku Jendela Dunia

Gambar
Gambar via bukuindonesia.com Aku ingat saat aku kecil dulu, Ayahku selalu berkata "nonton TV terus, bukannya baca buku", namun karena Ayahku termasuk tipe yang santai dan tidak memaksa, alhasil kata perintah itu pun hanya numpang lewat saja di telingaku. Setiap Ayahku menyuruh untuk membaca buku, yang terbayang di benakku hanyalah buku pelajaran, yang mana aku bingung apa yang harus aku baca, karena aku merasa paham-paham saja dengan penjelasan guru di sekolah.  Kemudian beranjak saat aku remaja, saat itu aku ingin dibelikan sesuatu, namun aku lupa lebih tepatnya apa, dan saat itu Ayahku berkata "Kalau minta buat dibeliin buku mah pasti bakal dibeliin mau sebanyak apa juga", namun saat itu aku lagi-lagi bingung, "Memangnya, buku seperti apa yang harus aku baca?" tanyaku dalam hati. Karena yang ada di pikiranku jenis buku itu ada 2, fiksi dan non fiksi, dan yang ku tau fiksi itu hanyalah novel, komik, majalah dan non fiksi itu hanyalah buku pel

Catatan Renungan: Apa yang Diajarkan Oleh Orang Tua Kepada Anaknya ?

Gambar
Gambar via pendidikan.id Apa yang diajarkan oleh orang tua kepada anaknya pastilah berbeda dari setiap orang. Namun, aku yakin setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, setiap orang tua pasti telah berusaha semaksimal mungkin untuk mendidik anaknya, setiap orang tua pasti mengusahakan agar nasib anak-anak mereka jauh lebih baik dari nasib mereka. Pernah suatu ketika aku berpikir ,"ya kan aku ga diajarin buat kaya gini sama orang tuaku", namun kemudian sisi lain diriku menjawab "tapi kan Zul, sekarang kamu udah punya pikiran sendiri, udah bisa mikir harusnya aku tuh kaya gimana sih? Yaudah berarti kuncinya ada di diri sendiri, mau berubah atau ngga, bukan melulu menyalahkan karena orang tua ga ngajarin kamu buat begitu". "Iya sih bener" hatiku pun menyahut. Aku pun membayangkan tentang apa yang orang tuaku alami saat dulu. Berdasarkan dari cerita-cerita ayah dan ibuku yang sepotong-sepotong. Ibuku dulunya merupakan anak bu

Jarak Itu Tak Ada

Gambar
Gambar via hipwee.com Atasan di tempatku bekerja ialah orang yang perfeksionis, maka bisa dipastikan, kalau ada sedikit saja hal yang tidak beliau suka atau tidak sesuai dengan pandangan beliau, pasti akan di kritik panjang lebar. Pagi itu, aku sedang duduk di kursi sambil memegang hp. Hati dan pikiranku sedang tak karuan, karena selepas di ceramahi oleh atasan kami. Aku bersama partner kerjaku sedang saling menimpali mengenai apa yang telah terjadi, sambil terus  berintrospeksi diri dan mencari solusi. Tak lama kemudian, ada chat baru di WhatsAppku. Ternyata saat aku lihat chat tersebut dari adikku, dan isinya hanya memanggil "Tehhhhhh" yang artinya kakak kalau di dalam B. Indonesia. Akupun terheran-heran, karena adikku memang terbilang cukup jarang mengirimkan chat kepadaku jika memang tidak berkepentingan, terlebih lagi ini isi chatnya hanya memanggil saja, aku pun hanya bertanya-tanya dalam hati "kira-kira ada apa ya, tumben ngechat, dan isi chatnya pun sep