Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Harga Sebuah Waktu

Gambar
Gambar via www.muslim.or.id Dulu aku berpikir, bahwa jika ingin sukses itu yang penting usahanya, kalau untuk urusan ibadah itu yang penting yang wajibnya ga ketinggalan, paling sekali-kali lah mengerjakan yang sunah. Namun hal tersebut berubah ketika aku mulai bekerja di tempat sekarang. Jadi, aku bekerja sebagai Bidan, di tempat Bidan Praktek, sistem kerjanya 4 hari masuk, 2 haru libur, jadi kita tinggal di klinik.  Jam pelayanannya itu gaada batasan.   Semenjak jam 5 subuh setelah solat subuh kita langsung beres-beres, dan kemudian stay di klinik. Kalau untuk pelayanan, tutupnya itu jam 9 malam, dan untuk persalinan itu 24 jam. Bidan seniornya tinggal di rumah yang berbeda di samping klinik. Jadi kalau kami jaga di klinik itu, kalau pas jam solat ya kami gantian, begitupun saat mandi, dlsb. Yang pasti klinik harus ada yang jaga. Yang jaganya itu berdua, jadi ketika yg satu orang solat atau ke toilet, otomatis yang melayani pasien hanya satu orang. Dengan sistem kerja yang

Apakah Berdo'a Itu Mahal?

Gambar
Gambar via www.dream.co.id Tidak semua orang beruntung terlahir dari keluarga utuh dan berkecukupan. Jika boleh memilih, setiap orang pasti ingin terlahir dari keluarga baik-baik, berpendidikan dan cukup secara materi. Namun setiap insan memiliki ujiannya masing-masing. Ada yang diuji secara fisik, secara materi maupun non materi. Maka, yang bisa kita lakukan hanyalah berpegang teguh dan percaya secara utuh hanya kepada Allah. Karena pertolongan itu berada sangat dekat dengan kita. Hal yang sangat mudah bagi Allah untuk membukakan jalan-Nya bagi kita. Berdo'alah pada-Nya, berceritalah sepuas-puasnya hanya kepada-Nya. Ada hal yang aku renungkan, yaitu ketika aku merasa bahwa hidup begitu berat. Dan untuk berdo'a pun kadang aku bingung, ada yang bilang berdo'a itu ga boleh spesifik, harusnya terserah bagaimana Allah saja. Ada juga yang bilang berdo'a itu harus spesifik, karena kita harus tau apa yang kita mau. Yah, ujung-ujungnya, daripada aku bingung, a

Bagiku menulis adalah..

Gambar
Dulu, aku hanya menulis saat aku risau, galau, dlsb... Sekarang, setelah aku membiasakan diri menulis, menulis seperti menjadi kebutuhan bagiku.. Terkadang, aku udah takut duluan sebelum menulis, takut apa yang aku tulis itu salah dimata orang. Namun kemudian aku tersadar, bahwa ini bukan tentang benar dan salah. Menulis adalah tentang mengungkapkan buah pikiran dan perasaan. Dan begitu dahsyatnya hal tersebut, karena ternyata pikiran dan perasaan itu nyambungnya bisa kemana-mana. Bagiku menulis adalah tentang bagaimana kita menerjemahkan, mengungkapkan, menjelaskan secara runut apa yang ingin kita sampaikan. Menulis adalah caraku berekspresi dengan tulisan. Bagiku menulis adalah kehidupan. Bagaimana sebuah cerita bisa tetap hidup dengan tulisan. Bagaimana anak cucu adam bisa mengetahui sebuah pesan yang disampaikan. Karena menulis adalah bagian dari kehidupan.

Suka Duka Berinisial Huruf Z, Bernama Panjang dan Sulit Diucapkan

Gambar
Gambar via www.bintang.com Namaku Zulfa, menurut cerita Ayahku, aku dinamai dari huruf Z karena nama Ayahku berawalan huruf A, sehingga kalau lagi di sekolah dan ada giliran buat di test itu selalu yang pertama, atau paling banter ga lebih dari urutan ke 5 atau 6. Bagi yang tinggal di Bandung, pasti ga asing mendengar nama 'Asep', ya itulah nama Ayahku. Dari pengalaman itulah, ayahku berniat kalau punya anak mau dikasih nama dari huruf Z atau huruf-huruf yang ada di deretan akhir. Katanya awalnya sempat mau diberi nama Yasmin, dari istilah Biologi. Tapi karena Ayahku ingin memberi nama dari B.Arab jadilah aku diberi nama Zulfa.  Bisa dipastikan sejak aku sekolah TK hingga aku kuliah daftar namaku selalu ada di paling akhir, karena huruf pertamanya Z dan huruf keduanya U. Kalau di absen aku sudah pasti dipanggil paling akhir, kadang ini membuatku harus sabar menunggu dan memasang telinga selalu fokus mendengar guru/dosen, karena kebanyakan yang sudah di absen dan meng

Sebelum Niat

Gambar
Gambar via www.disneyclips.com Sebenarnya, aku udah punya niat buat nulis di blog itu dari semenjak aku SMA, cuma dulu emang gatau mau nulis apa di blog. Dan waktu itu sempat berpikir, kayanya aku ga bisa banyak nulis di blog, soalnya aku orangnya jarang pergi-pergian, jadi bakal ga punya banyak cerita buat ditulis, sehingga aku mengurungkan niat untuk menulis di blog.  Dan berlanjut saat aku semester akhir menjadi mahasiswa, waktu itu lagi seneng-senengnya nyari skincare yang cocok buat muka, dan pernah berniat ingin mereview apa saja yang udah aku pakai, tapi karena males dan lain hal, ujung-ujungnya ga jadi apa-apa. Dan sempat berpikir juga, kalau mau review skincare atau make up kaya beauty blogger lain juga kayanya ga mungkin, soalnya aku merasa ga akan cukup budget buat membeli macam-macam skincare dan kosmetik seperti mereka. Lalu nyambung saat aku udah mulai bekerja, rasanya list buat nulis di blog itu selalu aku tulis di diary tanpa pernah terjadi 😅😅😅. Aku han

Rasa yang Dulu Pernah Ada

Gambar
Akhir-akhir ini aku sedang mengalami kejenuhan, mungkin karena melakukan aktivitas yang itu-itu saja. Dan aku pun berpikir, mungkin karena aku ga melakukan hal yang benar-benar aku sukai. Akhirnya, aku coba menulis, makanya akhir-akhir ini aku sering menulis di blog. Karena biar pikiranku ga penuh aja, dan entah kenapa aku jadi bersemangat dan berkeinginan menulis, mungkin karena menonton video Ayah Pidi Baiq, dimana di situ beliau bilang "kalau mau nulis mah nulis aja". Dan reaksiku saat itu hanya berkata dalam hati "ya kan aku ga bisa kaya Ayah yang kalau pengen nulis tinggal nulis, aku mesti mikir beberapa kali, bahkan mesti beberapa kali ngehapus kata-kata yang dirasa kurang pas buat di tulis", namun kemudian aku berpikir "tapi kan aku kaya gitu karena belum dicoba, yaudah deh coba dulu aja". Alhasil, lahirlah tulisan-tulisan di blog ini, yang ternyata selama ini telah begitu memenuhi pikiranku. Namun entah kenapa, masih ada rasa yang kaya k

Apa Aku Suka Menulis?

Gambar
Gambar via writehacked.com Kalau ditanya pertanyaan diatas, aku pasti bingung menjawabnya. Karena memang jawabannya fleksibel, tergantung kontennya. Saat aku sekolah, aku suka paling bingung kalau saat pelajaran B.Indonesia disuruh nulis cerpen ataupun pengalaman. Soalnya emang gaada bayangan aja harus kaya gimana. Lagipula, aku bukan tipe orang yang suka baca buku. Otomatis belum ada gambaran saat itu. Seiring berjalannya waktu, aku menjadi senang membaca kata-kata yang dirangkai indah, seperti puisi, kata-kata bijak. Bahkan, saat SMP, aku pernah punya satu buku yang isinya kata-kata bijak yang di rangkai dengan gambar-gambar, aku menyalinnya dari buku lain. Namun kesukaan itu tak aku asah. Sehingga aku pun sempat lupa kalau aku pernah menyukai hal-hal tersebut. Akhirnya, tibalah satu masa, dimana aku benar-benar merasa bimbang, ga tenang, dan lain sebagainya. Mulailah aku mencoba menulis ulang kata-kata motivasi yang dirasa pas, saat itu aku menemukan satu postingan di g

Sajak: Biarkan Aku Seperti Ini

Lelah bercerita salah, hanya ingin perbaiki diri, karena masa tak terulang lagi, aku tak mau merugi. Namun kau bilang aku tak menikmati, Nikmat-Nya ku curangi. Haruskah ku hanya berdiam diri? Sementara tau ajal itu pasti. Biarkan aku seperti ini, Belajar sampai bosan. Hingga saatnya nanti, ku tak bisa lagi. Karena ruang dan waktu tlah berhenti.

Nasib Muka Terlihat Baik

Gambar
Gambar via www.fanpop.com Ada beberapa orang yang bilang padaku, katanya, muka aku tuh kaya anak kecil, polos, keliatannya baik. Dan itu artinya, muka aku tuh muka-muka yang mudah dibodohi/dimanfaatkan 😅. Mungkin ini bisa menjadi kekurangan sekaligus kelebihan juga buatku. Seperti apa yang aku alami saat kuliah semester 1. Saat itu sekitar awal tahun 2013, aku kebagian PBL (Praktek Belajar Lapangan) di RSUD Lembang. Tapi karena pasien di RSUD tersebut terbilang sedikit, jadi kita ikut magang juga di Bidan Praktik Mandiri di sekitar situ, yang mana asisten bidannya kerja juga di RSUD Lembang tersebut. Mahasiswanya giliran berdua-berdua yang ikut magangnya. Dan tiba lah saat aku kebagian magang. Awal masuk ke ruangan, kita ketemu sama asisten bidannya, sebut saja dia Teh Vina (nama samaran), karena baru ketemu pertama kali, kami pun saling berkenalan satu sama lain. Dan saat itu kami pun ngobrol-ngobrol santai dengan beliau, sampai tiba saatnya Teh Vina bertanya pada kami

Kucing Hitam Membawa Pesan

Gambar
Gambar via publicdmainvectors.org Di tempat saya bekerja, tepatnya di Bidan Praktik Mandiri (tempat praktik Bidan, agar lebih mudah, saya akan menyebutnya klinik) ada seekor kucing yang hampir selalu ada di klinik. Kucing ini bukan dipelihara, tetapi karena pintu klinik selalu terbuka di saat pagi - jam 9 malam, sehingga kucing ini bebas keluar masuk klinik. Kucing itu berwarna hitam, berjenis kelamin jantan, tetapi anehnya dia sangat manja dan bisa disebut pemalas. Kucing tersebut selalu mendekati pasien, dan selalu mendekati kita (saya dan partner kerja) ketika sedang makan. Tak jarang dia mengeong-ngeong ketika kita sedang makan. Dan seperti menunggu diberi makan oleh kita. Pada suatu waktu, teman saya berbaik hati memberi kucing tersebut makanan, saya lupa lebih tepatnya yang diberikan itu apa, entah itu kepala ikan atau daging ayam utuh. Yang pasti, teman saya menggiring kucing itu agar mau ke jalan, agar kucing tersebut tidak diam terus di klinik (sekitar 5-7 meter ja

Pertanyaan Menegangkan: What's Your Hobby?

Gambar
Sumber: www.youstaridiomas.blog Jika ada orang yang baru kenal, biasanya ada aja pertanyaan yang nyambung ke  hobby, karena ga dipungkiri hobby akan menggambarkan seseorang secara garis besar. Tentu bagi kalian yang sudah tak bingung apa hobbymu, akan sangat mudah dan cepat menjawabnya tanpa perlu berfikir beberapa menit. Tapi aku bukan orang yang demikian, sampai seseorang menyadarkanku. Waktu itu sekitar tahun 2014, saya sedang PKK (Praktik Kerja Klinik) di sebuah puskesmas daerah kabupaten Bandung. Saat itu saya sedang jaga malam bersama seorang teman. Karena sedang tidak ada pasien, kami pun duduk dan mengobrol di kamar jaga. Kemudian, sekitar pukul 7 atau 8 malam, ada seorang pria menghampiri kami, sebut saja namanya Pak Dani (nama samaran).  Beliau berdiri di depan pintu masuk ruangan kami, sambil berbicara kesana kemari. Tak aku perhatikan karena agar beliau cepat pergi. Dengar-dengar dari temanku beliau memang suka datang ke puskesmas dan ngobrol ngaler ngidul, dan

Sajak: Jangan Menilaiku dari Biografi Sosial Media

Gambar
Sumber: www.digitalmaketer.id Jangan melihat aku hanya dari biografi sosial media. Secara keseluruhan, aku tidak bisa dideskripsikan oleh beberapa kata saja. Kata-kata yang tertulis di bioku, hanyalah apa yang aku pikirkan saat itu tentang diriku. Tetapi bisa saja sedetik kemudian aku berubah, tak lagi seperti itu. Namun tak mungkin jika aku harus selalu meng-update bioku sesuai dengan apa yang kurasa dan kupikirkan setiap kali berubah. Seperti saat engkau bertemu seseorang pertama kalinya, itu hanyalah kesan pesan perjumpaan pertama. Selebihnya, kau akan menyadari bahwa aku pun manusia pada umumnya. Sama seperti engkau, adik2mu, kakak2mu, saudara2mu, orangtuamu, yang kan menjadi biasa saja jika kau sudah mengenalnya. Yang mungkin kau kesali ketika aku menyebalkan. Yang mungkin kau rindukan ketika lama tak berjumpa. Jangan menilai aku dari biografi yang tertulis di sosial media, aku hanyalah manusia pada umumnya, yang belum kau kenali secara utuh.

Spongebob Mengajariku Cinta

Gambar
Gambar via michaelrokk.blogspot.com Pagi itu, aku lagi gaada kerjaan. Alhasil, aku cuma mondar mandir di dalam rumah, keatas dan ke bawah karena kamarku ada di lantai 2. Saat itu, aku menghampiri adik bungsuku yang sedang menonton TV, dan aku pun ikut menikmati tontonan yang tersedia, yaitu film kartun spongebob. Episode itu menceritakan tentang Spongebob yang keluar dari pekerjaannya sebagai koki di Krabby Patty, dan spongebob bingung harus melakukan hal apa, saat itu datanglah Patrick, Patrick pun memberi saran untuk mencari pekerjaan yang lain. Lalu spongebob pun mencari-cari lowongan pekerjaan lewat koran. Dan ada beberapa pekerjaan yang spongebob coba, tetapi saking cintanya spongebob dengan pekerjaan sebagai koki dan membuat patty, sampai-sampai pekerjaan baru itu pun spongebob anggap seperti sebagaimana dia bekerja sebagai koki. Salah satunya yaitu disaat spongebob membuat suatu bangunan, tetapi bangunan tersebut tidak dibuat seperti gambar rancangannya, melainkan m

Dilanda Demam Dilan

Gambar
Gambar via Tabloid Bintang Semenjak booming film Dilan, aku jadi melihat2 sesuatu yang sudah lama tak kulihat, membuka yang tlah lama tak kubuka, membaca yang tlah lama sekali tak kubaca. Yaitu membuka akun twitter dan membaca timelinenya Ayah Pidi Baiq penulis novel Dilan. Aku seperti kembali tersadarkan bahwa aku punya akun twitter. Akhirnya aku buka twitter karena aku tau Ayah Pidi aktifnya di twitter. Begitu pun dengan boomingnya film Dilan, aku seperti diingatkan bahwa dulu aku suka stalking twitternya Ayah, karena ya banyak sekali jokes2nya beliau saat jawabin mentionnya orang2. Termasuk banyak yang bertanya tentang Dilan juga di twit beliau. Aku belum pernah membaca novelnya, begitupun dengan filmnya. Aku hanya suka dengan cara beliau berfikir dan menjawab pertanyaan, karena seperti membuka pikiran saya mengenai melihat sesuatu dari sudut pandang lain. Dan saat aku membuka youtube, aku sempat menonton trailernya film Dilan, hingga akhirnya, di timeline youtube k

Ketenangan Yang Dicari Banyak Orang

Gambar
Gambar via Cyber Dakwah Saya berpikir mengenai suatu hal yang mungkin sangat banyak dicari orang, begitupun oleh saya. Salah satunya adalah ketenangan. Saya berpikir kenapa orang-orang rela merogoh kocek untuk membeli hal-hal yang katanya bisa membuat pikiran menjadi tenang dan merasa tidak ada beban, seperti narkoba, alkohol, ganja, dll. Padahal, Allah SWT telah membuat hal itu menjadi mudah, Allah SWT telah berfirman bahwa hanya dengan mengingat-Nya lah kita akan menjadi tenang. Dengan berdzikir, yang bisa kita lakukan kapanpun. Tak usah dibeli, Allah jadikan itu sangat PRAKTIS dan GRATIS.

Bagaimana Mengendalikan Orang Lain?

Gambar
Gambar via www.agussugiyono.wordpress.com Kadang saya suka merasa kesal sama orang lain, baik itu dari sikapnya, atau pun dari kata-kata yang mereka ucapkan. Padahal kalau di pikir-pikir, yang mereka ucapkan itu biasa saja, gaada unsur negatif atau apapun, tapi saya nya aja yang kesel, karena respon mereka tidak sesuai harapan saya. Saya menginginkan mereka memahami saya. Lalu, karena saya tidak nyaman dengan kekesalan ini, saya pun mencoba merenung dan bertanya pada diri saya sendiri 'Kenapa ya saya mudah kesal dengan mereka?', lalu seketika saya pun menyadari, 'oh iya, soalnya keadaannya tidak sesuai dengan apa yang saya pikirkan, apa yang saya rasakan, dan apa yang saya harapkan'. Padahal kan bisa aja, mereka bersikap seperti itu karena mereka ga tau, mereka ga tau harus bersikap seperti apa, dan mereka hanya melakukan sebisa mungkin apa yang bisa mereka lakukan pada saat itu. Misalnya, ketika saya mengobrol dengan seseorang, lalu orang tersebut merespon