Dilanda Demam Dilan

Gambar via Tabloid Bintang
Semenjak booming film Dilan, aku jadi melihat2 sesuatu yang sudah lama tak kulihat, membuka yang tlah lama tak kubuka, membaca yang tlah lama sekali tak kubaca. Yaitu membuka akun twitter dan membaca timelinenya Ayah Pidi Baiq penulis novel Dilan.

Aku seperti kembali tersadarkan bahwa aku punya akun twitter. Akhirnya aku buka twitter karena aku tau Ayah Pidi aktifnya di twitter.

Begitu pun dengan boomingnya film Dilan, aku seperti diingatkan bahwa dulu aku suka stalking twitternya Ayah, karena ya banyak sekali jokes2nya beliau saat jawabin mentionnya orang2. Termasuk banyak yang bertanya tentang Dilan juga di twit beliau.

Aku belum pernah membaca novelnya, begitupun dengan filmnya. Aku hanya suka dengan cara beliau berfikir dan menjawab pertanyaan, karena seperti membuka pikiran saya mengenai melihat sesuatu dari sudut pandang lain.

Dan saat aku membuka youtube, aku sempat menonton trailernya film Dilan, hingga akhirnya, di timeline youtube ku banyak rekomendasi video yang berkaitan dengan Dilan, juga penulisnya yaitu Ayah Pidi baiq.

Karena merasa belum pernah bertemu dengan Ayah ataupun melihat videonya, lalu aku klik lah beberapa video yang ada Ayah disana. Awalnya hanya video2 wawancara mengenai film Dilan.
Sampai akhirnya aku mengklik video yang menayangkan saat beliau perform di suatu acara. Beliau berbicara dengan gaya dan ciri khas nya, yang tak asing lagi dengan pernyataan2 beliau sukses membuat penonton tertawa.

Lalu, ada satu kalimat yang menjadi bahan perenungan bagiku, beliau bilang 'Saya diutus ke bumi untuk jum'atan, senin sampai kamis persiapan, sabtu minggu evaluasi'. Respon pertama ku pasti sama seperti yang lain, tertawa lepas mendengar pernyataan beliau. Hingga akhirnya kata-kata itu terngiang dibenakku dan menjadi bahan perenungan.

Yang bisa kita lihat dari pernyataan beliau adalah:
1. 'Saya diutus ke bumi untuk jum'atan'
Artinya secara garis besar bahwa kita diutus ke bumi ini untuk beribadah.

2. 'Senin sampai kamis persiapan'
Pernyataan ini membuat saya menyadari bahwa untuk beribadah perlu persiapan, perlu niat, ilmu, dan kemauan untuk melaksanakannya.

3. 'Sabtu - minggu evaluasi'
Bahwa benar segala sesuatu yang kita lakukan mestinya di evaluasi, sudah seberapa matang kah? Apa yang masih kurang?

Alhamdulillah perenungan ini menambah insight saya dalam beribadah, bahwa seharusnya untuk menemui Allah kita bisa mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi: Menyukaimu

Maafkan Aku..

Pertanyaan Menegangkan: What's Your Hobby?