3 Jenis Pertanyaan


Aku ingat saat zaman sekolah dulu, kalau tidak salah aku mendengarnya dari seorang guru, beliau berkata "pertanyaan itu ada 3 macam, yang pertama bertanya karena tidak tahu, yang kedua untuk membandingkan jawaban, dan yang ketiga untuk mengetes". Lalu aku pun berpikir, sepertinya aku akan selalu menjadi jenis yang pertama, karena gaada bayangan aja untuk jenis kedua dan ketiga bagiku saat itu. Dan untuk jenis pertama pun aku tak tahu, karena aku merasa belum berpikir kritis dan memiliki banyak pertanyaan untuk diajukan. 

Seiring berjalannya waktu, berawal dari pengalaman pahit yang aku alami, aku pun berusaha untuk memahami diri sendiri dan kehidupan yang kujalani. Hingga muncullah banyak pertanyaan tentang pilihan-pilihan hidup dan keputusan yang akan mempengaruhi masa depan. 

Sedikit demi sedikit aku mulai memahami akan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan memusingkan itu. Namun, sesekali pertanyaan itu muncul kembali, sambil terus bertanya akan keyakinan diri, "Apakah yang kulakukan sudah benar?", "Apa aku yakin akan keputusan ini?" dst. 

Hingga akhirnya, beberapa hari kemarin aku dipertemukan dengan suatu akun yang rasa-rasanya aku cari selama ini. Akun tersebut adalah milik seorang Psikolog yang  cukup rajin membuka sesi Q & A (Question & Answer). Dan menurutku jawaban-jawabannya itu cukup logis, lucu dan mudah dicerna. 

Awalnya aku hanya berniat untuk menjadi silent reader, karena mungkin saja pertanyaan-perranyaanku sudah terwakilkan oleh orang lain. Namun pada saat sesi tanya jawab dibuka, entah kenapa, hatiku tergerak untuk bertanya. Namun aku pun berpikir keras untuk memilih satu pertanyaan yang memang benar-benar ingin kuketahui jawabannya dari beliau. 

Saat itu, aku bergumam dalam hati, "sebenarnya sih, apa yang ingin aku tanyakan, sebagian besar aku sudah tau jawabannya, karena memang aku menemukan jawabannya sambil mempraktekkan". Aku pun sempat mengurungkan niat untuk bertanya. 

Namun hatiku merasa harus tetap bertanya, saat itu pun aku bergumam " yaudah deh coba aja tanya dulu, barangkali aja ada jawaban lain, atau kalaupun jawabannya kurang lebih sama dengan apa yang kupahami, setidaknya bisa membuat aku lebih yakin dan percaya akan diriku". Oke, akhirnya aku mengajukan satu pertanyaan. Dan setelah beliau menjawabnya, sebagian besar sesuai dengan apa yang aku pahami, dan memang ada tambahan lain yang membuat aku cukup kaget dengan jawabannya yang tidak terduga olehku. Namun memang membuat aku memiliki pandangan yang baru dengan jawaban beliau. 

Tapi, bukan itu point pentingnya.

Point pentingnya adalah, ketika aku menyadari bahwa aku sudah bertumbuh. 
Aku baru menyadari, bahwa ternyata aku bertanya dalam jenis yang kedua, yaitu untuk membandingkan jawaban. Dimana hal tersebut tak pernah kukira akan aku alami dan lakukan. 

Saat aku menyadari hal ini, dan mengingat saat aku mendengar ucapan guruku tersebut, aku pun merasa "wah, sudah lama sekali ya.. ternyata sudah banyak yang kulewati sampai detik ini" dan apabila aku selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik, terus belajar dan memperbaiki diri juga belajar untuk ikhlas, ternyata memang tak ada yang sia-sia, selalu ada hikmah yang bisa dipetik di dalamnya. 

Terkait jenis pertanyaan, aku pun jadi terpikir sesuatu, sudah siapkah dengan pertanyaan di akhirat kelak? 

Lalu aku pun merasa, mungkin nanti pun seperti itu. Semua pertanyaan akan terjawab dengan sendirinya berdasarkan apa yang kita lakukan, disadari atau tidak. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi: Menyukaimu

Maafkan Aku..

Pertanyaan Menegangkan: What's Your Hobby?